Kamis, 02 Mei 2019

ALASAN KENAPA PARABOWO-SANDI KALAH, SEBUAH ANALISA PENAGAMAT MEDIA SOSIAL


ALASAN KENAPA PARABOWO-SANDI KALAH, SEBUAH ANALISA PENAGAMAT MEDIA SOSIAL - Duel panas antara jokowi dan prabowo sejak 2014 memang belum reda hingga hari ini. Perseteruan antar pendukungnya masih begitu panas menghiasi lini masa dimedia sosial. Bahkan sya adalah termasuk dari pendukung salah satu orang tersebut. 🙂

Memang pemenang ronde kedua dari pertarungan ini belum diumumkan secara resmi oleh KPU, Namun beberapa lembaga suvei telah menujukkan bahwa pemenangnya adalah pasangan 01 Yakni Jokowi-Makruf Amin.
Bahkan jika dilihat dari perhitungan sementara real cont di website resmi KPU pasangan 01 masih unggul kurang lebih sekitar 54% berbanding 46% dengan pasangan 02.

(Source : Instagram @aziz_lintang)


Isu yang mencuat akhir2 ini memang terkait dengan kecurangan2 yang terjadi di TPS-TPS yang oleh kubu 02 dianggap sebagai kecurangan yang terseturuktur, hingga isu tentang banyaknya para anggota KPPS yang meninggal dunia akibat kelelahan dalam menyelenggarakan pemilu yang begitu kompleks dan semerawut ini.

Namun kali ini saya tidak ingin membahas isu2 tersebut. Sya ingin mencoba menganalisis alasan2 terkuat mengapa 02 kalah, menururt analisa saya pribadi berdasarkan pengamatan dilapangan.

Let's cekydot......

Dan Penyebabnya adalah..... :

1. PAK PRABOWO KALAH SATU LANGKAH OLEH PAK JOKOWI

Sejak begitu kuatnya polarisasi politik identitas di Indonesia terutama pasca Pilkada DKI Jakarta pada 2016 kemarin Kubu 02 belum mampu merubah stigma yang dicap media kepadanya sebagai sarang dari kelompok "Islam Konservatif".

Berbeda dengan kubu 01 yang juga dicap sebagai rezim "anti islam" Justru selangkah lebih cepat dengan segera menggandeng KH. Makruf Amin sebagai  cawapresnya. Dengan langkah tersebut, ternyata secara signifikan kubu 01 dapat menetralkan isu yang kerap kali dicap pada pasangan ini.
(Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2019/04/03/23400571/survei-indikator-tunjukkan-perubahan-suara-pemilih-islam-dari-prabowo-ke )

Memang salah satu tujuan dari langkah Pak Prabowo untuk menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapresnya adalah untuk menetralkan isu "islam konservatif" Yang kerap ditujukan pada kubu 02. Namun langkah tersebut terlihat kurang maksimal, mungkin karena Pak Sandi masih berkaitan dengan Pilkada DKI atau mungkin memang tim kampanye 02 yang belum maksimal dalam melawan isu tersebut.


2. SALAH MEMILIH TOKOH SIMBOLIK

Isu yang kerap di identikan dengan kubu 02 yakni "islam Konservatif" Justru malah diperburuk dengan memasukkan foto2 Habib Riziek Syihab, Habib Bahar Smith, atau mungkin Amin Rais (tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau2 🙏)  disetiap timline media sosial atau baliho2 kampanye pasangan 02, yang menurut saya tidak berdampak postif untuk menggaet pemilih yang sebelumnya memilih Pak Jokowi.

Karena menurut saya tanpa menaruh foto2 tokoh tersebut pengikut2 beliau memang sudah menjadi pemilih 02, sehingga tidak perlu lagi menaruh foto2 tokoh simbolik tersebut.

kubu 02  seharusnya mengkampanyekan tokoh2 simbolik yang bisa menarik hati para pemilih yang sebelumnya menjadi pemilih 01.

Fakta dilapangan menunjukkan sebagian besar pemilih non muslim di indonesia, memilih pasangan 01 dan enggan memilih 02 karena keberadaan tokoh2 tersebut yang dianggap sebagai tokoh2 yang kurang bersahabat dengan mereka. 

Meski menururt saya hal tersebut hanya farming media saja. Akan tetapi fakta dilapangan berkata seperti itu, dan itu tidak bisa ditutupi.

3. TERLALU TERLENA DENGAN KEMENANGAN DI MEDIA SOSIAL

Jika dilihat dari data terakhir yang ada Partai2 yang ada di gerbong 02 (Gerindra, PKS, dan PAN) adalah 3 Partai dengan kekuatan Media sosial terbesar saat ini. Maka tak heran jika dalam survey di Media Sosial kubu 02 selalu menang telak (sumber : https://m.detik.com/news/berita/d-4319717/survei-median-prabowo-ungguli-jokowi-di-media-sosial )

Memang sejak Pemilu 2014, dimana kekuatan Media arus utama sudah dianggap tidak bersahabat dengan Pak Prabowo, media sosial menjadi fokus utama 3 Partai ini untuk menarik hati masyarakat.

Namun itu semua menurut analisis saya masih belum cukup untuk menyentuh pemilih sampai ke akar rumput. Karena menurut survei pun pemilih Prabowo adalah kalangan berpendidikan dan pemilih pemula yang melek terhadap media sosial. ( sumber : https://pilpres.tempo.co/read/1167165/survei-jokowi-unggul-di-kalangan-lulusan-sd-prabowo-di-sarjana)

Sedang pemilih jokowi adalah kalangan berpendidikan rendah yang belum melek media sosial. ( sumber : https://nasional.kompas.com/read/2018/02/22/15572681/survei-median-basis-pemilih-jokowi-berpendidikan-rendah )

Sehingga pesan kampanye yang seharusnya disampaikan pada kalangan tersebut belum sampai, karena kampanye media sosial belum bisa menyentuh kalangan tersebut.
Mesin kampanye 02 menurut saya belum bisa menyentuh kalangan tersebut, padahal di Indonesia kalangan tersebut merupakan kantong suara yang sangat signifikan.

4. SALAH DALAM MEMAINKAN ISU

Menurut saya isu tentang Pertumbuhan ekonomi indonesia yang lemah dan daya beli masyarakat yang turun, sehingga mengangkat isu harga sembako terjangkau, masih belum bisa menarik hati para swing voters. Karena memang menurut sya itu belum menjadi masalah yang benar2 serius dirasakan masyarakat.

Isu tentang pertumbuhan ekonomi yang lemah hanya bisa menggaet pemilih berpendidikan tinggi, sedang pemilih berpendidikan tinggi memang sudah menjadi pemilih 02, sehingga isu tersebut kurang mampu mendokrak suara 02.

Akan lebih baik menurut saya jika isu yang dimasifkan adalah isu soal tenaga kerja asing dan lapangan kerja, karena Menurut saya itu merupakan isu yang sedikit lebih seksi untuk menarik suara dari pemilih berpendidikan rendah.

Tentu tim kampanye Prabowo-Sandi lebih ahli dalam hal ini, namun nggk ada salahnya juga toh sya berpendapat sebagai masukan kedepannya.


Silahkan berkomentar jika ingin berdiskusi. Sayapun sejujurnya kecewa dengan hasil pemilu ini. Namun ini bukanlah akhir. Ini adalah ajang untuk belajar dan mengintrospeksi diri.


Salam hormat,
@Aziz_lintang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Populer

INDONESIA TANPA PACARAN, GERAKAN PEMERSATU AKTIVIS DAKWAH

- INDONESIA TANPA PACARAN, GERAKAN PEMERSATU AKTIVIS DAKWAH Gerakan #IndonesiaTanpaPacaran atau ITP adalah suatu gerakan di media social y...